11 Januari 2009

PROTISTA

Ayu Putri P.
X-6/07

Kingdom protista adalah kelompok organisme yang memiliki struktur sel eukariotik, uniseluler maupun multiseluler dan tidak memiliki jaringan yang sebenarnya. Anggota protista ada yang menyerupai sifat – sifat jamur, hewan, maupun tumbuhan.

PROTISTA YANG MENYERUPAI JAMUR
Anggota protista ini adalah kelompok jamur lendir dan jamur air. Kesamaannya dengan jamur adalah memiliki struktur yang menghasilkan spora, heterotrof, parasit atau pengurai .

JAMUR AIR (OOMYCOTA)
Beberapa jamur air hidup di dalam jaringan yang mati pada tumbuhan. Beberapa jenis jamur air juga parasit pada organisme akuatik misalnya Saprolegnia. Saprolegnia hidup menempel pada tubuh ikan atau hewan air lainnya .
Jamur air dapat melakukan reproduksi secara aseksual dan seksual. Secara aseksual, jamur ini akan menghasilkan sporangium di ujung hifa. Di dalam sporangium akan dihasilkan spora – spora berflagel / zoospora. Ketika zoospora matang, zoospora akan keluar dari sporangium. Apabila zoospora jatuh di tempat yang sesuai, zoospora akan berkecambah dan tumbuh menjadi miselium baru .
Reproduksi secara seksual terjadi dengan penyatuan gamet jantan dan betina. Gamet jantan dihasilkan oleh anteridium dan gamet betina dihasilkan oleh oogonium. Penyatuan gamet ini akan menghasilkan zigot diploid yang berkembang menjadi spora berdinding tebal. Saat spora berkecambah akan dihasilkan spora baru.

JAMUR LENDIR (MYXOMYCOTA)
Seluruh jamur lendir menghasilkan sel – sel yang hidup bebas pada sebagian siklus hidupnya. Sel – sel yang hidup bebas ini disebut amoeboid karena memiliki bentuk seperti Amoeba. Seperti amoeba yang sesungguhnya, jamur lendir merupakan predator fagosit, karena jamur lendir dapat menelan bakteri, hama, spora, dan berbagai komponen organik.
Saat kondisi makanan jamur lendir kurang, sel – sel yang kelaparan bergabung membentuk massa yang berlendir. Massa berlendir ini berimigrasi ke lingkungan baru yang dapat mendukung pertumbuhannya. Pergerakan massa tsb dihasilkan dari gabugan kontraksi masing – masing sel tunggal.

PROTISTA YANG MENYERUPAI HEWAN
Protista yang menyerupai hewan ini lebih dikenal dengan istilah Protozoa, karena uniseluler, heterotrofik dan merupakan cikal bakal hewan yang lebih kompleks. Jenis protozoa yang sangat beragam tersebut dapat dibedakan menjadi 4 kelas berdasarkan alat geraknya, yaitu Rhizopoda, Cilliata, Flagellata dan Sporozoa.

RHIZOPODA / SARCODINA
Semua Protozoa yang tergolong kelas Rhizopoda bergerak dengan penjuluran sitoplasma selnya yang membentuk pseudopodia / kaki semu. Pseudopodia berfungsi sebagai alat gerak dan memangsa makanan.
Bentuk sel Rhizopoda berubah – ubah saat diam dan bergerak. Sitoplasmanya terdiri dari ektoplasma dan endoplasma. Ektoplasma adalah plasma sel bagian luar yang berbatasan dengan membran plasma. Endoplasma adalah plasma sel pada bagian dalam sel. Pada proses makan, pseudopodia mengelilingi makanan dan membentuk vakuola makanan. Di dalam vakuola makanan, makanan dicerna. Zat makanan hasil cernaan dalam vakuola makanan masuk ke dalam sitoplasma secara difusi. Sedangkan sisa makanan dikeluarkan dari vakuola ke luar sel melalui membran plasma.
Rhizopoda berkembang biak secara aseksual dengan pembelahan biner. Pada kondisi lingkungan yang tidak menguntungkan, misalnya kekeringan, Rhizopoda tertentu dapat beradaptasi untuk mempertahankan hidupnya dengan membentuk kista, contohnya adalah Amoeba.
Rhizopoda umumnya hidup bebas di tanah yang lembab(contohnya : Amoeba proteus) dan di lingkungan yang berair, baik di darat maupun laut. Rhizopoda bersifat heterotrof dengan memangsa alga uniseluler, bakteri atau protozoa lain. Entamoeba gingivalis merupakan parasit pada gusi dan gigi manusia.

CILLIATA
Cilliata bergerak dengan menggunakan silia / rambut getar yang terdapat pada seluruh permukaan tubuh. Cilliata juga disebut dengan infusoria karena hewan ini ditemukan juga pada air buangan / air cucuran. Selain berfungsi untuk bergerak, silia juga merupakan alat bantu untuk makan. Cilliata memiliki 2 inti yaitu makronukleus da mikronukleus. Makronukleus memiliki fungsi vegetatif, yaitu untuk pertumbuhan dan perkembangbiakkan. Mikronukleus memiliki fungsi reproduktif, yaitu pada konjugasi. Cilliata juga memiliki trikokis yang fungsinya untuk pertahanan diri dari musuh.
Cilliata hidup bebas di lingkungan berair, baik air tawar maupun laut. Cilliata yang hidup di alam contohnya adalah Paramaecium caudatum, Didinium, Stentor, Balantidium, dan Vorticella.
Cilliata melakukan reproduksi secara aseksual dan seksual. Reproduksi secara aseksual, yaitu dengan pembelahan biner membujur. Reproduksi secara seksual dilakukan dengan konjugasi.

FLAGELLATA
Flagellata bergerak dengan menggunakan bulu cambuk / flagelum. Sebagian besar Flagellata memiliki 2 flagelum. Letak flagelum ada yang di belakang sel sehingga saat bergerak seperti mendorong sel. Letak flagelum juga ada yang didepan sel sehingga saat bergerak seperti menarik sel.
Flagellata berkembang biak secara aseksual dengan pembelahan biner membujur, misalnya pada Trypanosoma. Flagellata ada yang hidup bebas di lingkungan berair, baik air tawar maupun laut, hidup bersimbiosis, atau parasit dalam tubuh hewan. Flagellata yang hidup parasit anatara lain Trypanosoma brucei (penyebab penyakit tidur pada manusia di Afrika).

SPOROZOA
Sporozoa adalah kelompok protista uniseluler yang pada salah satu tahapan dalam siklus hidupnya memiliki bentuk seperti spora. Sporozoa tidak memiliki alat gerak. Seluruh jenis sporozoa hidup sebagai parasit pada hewan / manusia.
Sporozoa bereproduksi secara aseksual dan seksual. Reproduksi aseksual dilakukan dengan pembelahan biner. Reproduksi seksual dilakukan dengan pembentukan gamet dan dilanjutkan dengan penyatuan gamet jantan dan gamet betina.
Contoh sporozoa adalah Toxoplasma gondii yang menyebabkan penyakit toksoplasmosis dan plasmodium yang menyebabkan penyakit malaria pada manusia. Ada 4 jenis plasmodium yang dapat menyebabkan penyakit malaria, yaitu Plasmodium vivax, Plasmodium ovale, Plasmodium malariae(penyebab penyakit malaria kuartana), dan Plasmodium falciparum(penyebab penyakit malaria tropikana). Plasmodium vivax dan Plasmodium ovale menyebabkan penyakit malaria tertiana.
Pemberantasan penyakit malaria dapat dilakukan dengan memotong siklus hidup Plasmodium, yaitu dengan cara mencegah adanya genangan air / menutup tempat penampungan air. Cara lainnya adalah dengan memberi obat(misalnya obat kina) kepada si penderita. Siklus hidup Plasmodium terbagi menjadi 2, yaitu di dalam tubuh nyamuk Anopheles betina dan di dalam tubuh manusia.

PERAN PROTOZOA dalam KEHIDUPAN MANUSIA
Protozoa yang menguntungkan bagi manusia adalah :
1.Foraminifera, cangkang / kerangkanya merupakan petunjuk dalam pencarian sumber daya minyak, gas alam dan mineral.
2.Radiolarian. Kerangkanya jika mengendap di dasar laut menjadi tanah radiolarian yang dapat digunakan sebagai bahan penggosok.
Protozoa yang merugikan manusia adalah :
1.Entamoeba histolytica, penyebab penyakit disentri.
2.Trypanosoma brucei, penyebab penyakit tidur di Afrika.
3.Trypanosome evansi, penyebab penyakit pada hewan ternak, misalnya kambing, sapi dan kuda.
4.Leishmania, penyebab penyakit kala-azar
5.Trichomonas vaginalis, parasit pada alat kelamin wanita dan saluran kelamin pria.
6.Balantidium coli, penyebab diare
7.Toxoplasma gondii, penyebab toksoplasmosis.
8.Plasmodium, penyebab penyakit malaria.

PROTISTA YANG MENYERUPAI TUMBUHAN
Protista yang menyerupai tumbuhan adalah ganggang yang disebut juga alga. Ganggang adalah istilah yang pernah digunakan untuk menyebutkan segala tumbuhan air sederhana. Sebagian ahli biologi mengklasifikasikan ganggang berdasarkan pigmen dominan, komponen penyusun dinding sel, jumlah dan posisi flagelum, serta bentuk cadangan makanan. Klasifikasi tersebut, yaitu Euglenophyta, Chrysophyta, Pyrrophyta, Chlorophyta, Phaeophyta, dan Rhodophyta.

EUGLENOPHYTA
Euglenophyta memiliki bintik mata berbentuk piringan yang berisi fotoreseptor yang ditutupi oleh lapisan pigmen merah / fikobilin. Euglenophyta merupakan organisme uniseluler yang tidak memiliki dinding sel. Namun, sel euglenoid dibungkus oleh suatu protein yang disebut pelikel yang bersifat lentur sehingga memungkinkan perubahan bentuk sel. Euglenoid merupakan organisme fotosintetik dan ada juga yang bersifat heterotrof. Euglenoid yang berfotosintetis memiliki kloroplas yang mengandung klorofil a dan b, serta karoten.
Umumnya euglenoid memiliki 2 flagelum. 1 flagelum panjang dan 1 flagelum pendek. Flagelum panjang berfungsi untuk pergerakan. Euglenoid hidup di perairan tawar, misalnya di kolam / danau. Reproduksi dilakukan secara aseksual dengan cara pembelahan biner. Contoh euglenoid adalah Euglena.

CHRYSOPHYTA
Chrysophyta memiliki pigmen dominan karoten berupa santofil. Pigmen lainnya adalah fukosantin, klorofil a dan c. bentuk tubuh Chrysophyta ada yang uniseluler soliter (misalnya Ochromonas) / berkoloni tidak berflagelum, dan ada yang multiseluler (misalnya Vaucheria). Dinding sel Chrysophyta mengandung hemiselulosa, silica, dan pektin. Cadangan makanan pada Chrysophta berupa lemak dan karbohidrat.
Chrysophyta sebagian besar hidup di air tawar meskipun ada yang di laut. Reproduksi dilakukan secara aseksual dengan pembelahan biner pada ganggang uniseluler. Dan pembentukan spora pada ganggang uniseluler dan ganggang multiseluler. Reproduksi seksual melalui penyatuan 2 jenis gamet. Contoh Chrysophyta adalah Navicula, Synura dan Mischococcus.

PYRROPHYTA
Istilah Pyyrophyta muncul karena beberapa alasan. Pertama, beberapa spesies Pyrrophyta mampu berpendar sehingga laut tampak bercahaya di malam hari. Kedua, beberapa spesies Pyrrophyta pada musim tertentu dapat melimpah jumlahnya sehingga menyebabkan red tite di pinggir pantai. Sebenarnya Pyrrophyta memiliki warna yang beraneka ragam, ada yang berwarna kuning-kehijauan, hijau, biru, cokelat, atau merah, bergantung pada pigmen dominan yang dimilikinya. Secara umum pigmen pada Pyrrophyta yaitu klrofil a dan c, santofil, dinosantin, dan fikobilin.
Pyrrophyta merupakan organisme uniseluler yang bersifat fotosintetik. Namun, ada spesies Pyrrophyta tertentu yang pada tahap tertentu dalam siklus hidupnya bersifat parasit. Memiliki dinding sel dengan lempeng-lempeng selulosa, dan beralur membujur dan melintang. Pyrrophyta umumnya memiliki 2 flagelum yang terletak di samping / di ujung sel nya. Pyrrophyta hanya hidup di laut dan dikenal sebagai produsen utama fitoplankton laut. Reproduksi secara aseksual dengan pembelahan biner. Contoh Pyrrophyta adalah Gymnodinium breve, Gamberdiscus toxicus, Gonyaulax, dan Nocticula scintillans.

CHLOROPHYTA
Chlorophyta memiliki pigmen dominan berupa klorofil dengan jenis klorofi a dan b,serta karoten. Chlorophyta ada yang uniseluler dan ada yang multiseluler. Chlorophyta uniseluler ada yang memiliki flagelum sehingga dapat bergerak. Memiliki dinding sel yang tersusun dari selulosa dengan cadangan makanan berupa amilum. Sebagian besar Chlorophyta hidup di air tawar, misalnya kolam dan genangan air, serta di tempat-tempat lembab. Jenis ganggang lainnya hidup di laut dangkal, contohnya ulva.
Chlorophyta berkembang biak secara aseksual dengan membelah diri, pembentukan spora dan fragmentasi. Secara seksual dengan isogami, anisogami, atau oogami. Contoh Chlorophyta adalah Chlorella, Chorococcum, Chlamydomonas, Volvox, Gonium, Hydrodictyon, dan Ulothrix.

PHAEOPHYTA
Phaeophyta merupakan ganggang laut yang memiliki jenis pigmen dominan karoten, yaitu fukosantin yang memberi warna cokelat sehingga menutupi pigmen klorofil a,c dan santofil. Sebagian besar adalah multiseluler dengan bentuk berupa benang / talus. Dinding sel Phaeophyta ada yang mengandung pektin dan algin. Cadangan makanan disimpan dalam bentuk laminarin, yaitu sejenis glukosa / dalam bentuk lemak.
Phaeophyta hampir semuanya hidup di laut, daerah sekitar pantai / daerah pasang surut. Phaeophyta ada yang mengapung dan ada yang melekat pada karang / batuan. Reproduksi secara aseksual melalui fragmentasi pada ganggang berbentuk benang dan talus, serta zoozpora pada ganggang berbentuk talus. Reproduksi seksual melalui isogami, anisogami, dan oogami. Contohnya adalah Sargassum, Laminaria, Turbinaria, dan Fucus vesiculosus.

RHODOPHYTA
Rhodophyta mengandung pigmen dominan fikobilin jenis fikoeritrin, juga memiliki klorofil a, d, karoten, dan fikosianin sehingga Rhodophyta ada yang berwarna ungu merah kehitaman. Sebagian besar Rhodophyta multiseluler, berbenruk benang. Dinding sel mengandung selulosa dan pektin. Cadangan makanannya berupa tepung florid. Rhodophyta hidup di laut dalam. Rhodophyta berkembang biak secara aseksual dengan spora, sedangkan secara seksual dengan oogami. Contohnya adalah Euchema spinosum, Gelidium robustum, dan Chondrus crispus.

Manfaat ganggang bagi manusia adalah :
1.Chlorella, sebagai sumber makanan suplemen bergizi tinggi.
2.Ulva, Caulerpa, dan Enteromorpha, sebagai sumber makanan bagi sayur.
3.Euchema dan Gelidium, sebagai penghasil gelatin untuk pembuatan agar-agar
4.Laminaria lavaniea, sebagai pupuk pertanian dan makanan ternak di daerah pesisir
5.Laminaria digitalis, sebagai penghasil yodium untuk obat penyakit gondok

Tidak ada komentar:

Posting Komentar