12 Januari 2009

PESUGIHAN

oleh: Megha Selvia/x-6/24

PESUGIHAN PUTRA HARTA

Pesugihan tanpa resiko apapun, tanpa tumbal, tidak mengambil rezeki anak cucu, tanpa melakukan ritual apapun...anda akan kaya-raya dengan memanfaatkan kesaktian pesugihan ini. Mahar sekian...mas kawin sekian... tidak melanggar ajaran agama, dll.....

Hanya orang GOBLOK saja yang mau mempercayai kebohongan besar seperti itu! Tapi gilanya, ternyata memang banyak orang goblok di Indonesia tercinta ini. Mau bukti? Lihat saja iklan-iklan paranormal yang menjamur di berbagai media massa. Mulai dari iklan uang balik, bank gaib, melipat gandakan uang, menambah uang di ATM, pesugihan bermacam-macam jenis, dll. Semua menjanjikan anda kaya raya tanpa resiko… Kalau tidak banyak orang yang berhasil mereka bodoh-bodohi, mana mungkin iklan mereka terus menerus terbit.

Mau kaya-raya uang banyak tapi tidak mau bekerja, mau kaya-raya tapi tidak mau menanggung resiko….mana mungkin!?! Kami beritahu anda, kaya-raya tanpa harus bekerja apapun itu memang ada, tetapi tanpa resiko? itu BOHONG BESAR!

Semua harta kekayaan yang didapat dengan cara instant begitu semua mengandung resiko! Resiko terkecil yang bisa anda pikirkan ialah dosa. Semakin besar kekayaan yang anda inginkan, semakin besar pula resiko yang harus anda pikul. Nah, sekarang tergantung anda…apakah anda type orang yang sanggup menanggung resiko? Bila ya…., silahkan terus membaca.

Resiko yang akan anda hadapi yang terkecil adalah dosa.…silahkan saja anda menafsirkan perkataan itu sendiri. Kami tidak akan menutup-nutupi dengan mengatakan: “Oh, itu tidak merupakan dosa, tidak melanggar aturan agama manapun, dll, dll.”

Pesugihan selalu ada tumbalnya! Tumbal seperti apa? tumbal nyawa? Pasti!…. nyawa apa atau siapa? Nah….ini tergantung…. tergantung berapa besar kekayaan yang anda inginkan. Mulai dari nyawa se/beberapa ekor kambing bila anda menginginkan kekayaan seperti seorang pemilik toko di pasar yang sukses atau se/beberapa ekor kerbau bila anda menginginkan kekayaan seperti seorang pemilik show room mobil atau se/beberapa orang manusia bila anda menginginkan kekayaan seperti layaknya seorang pemilik pabrik besar….atau nyawa anda sendiri bila anda menginginkan kekayaan seperti seorang konglomerat.

Nah...apa pilihan anda? ingin kaya seperti yang mana? Atau....anda mulai jadi takutkah...?

Kami beritahu anda, yang dimaksudkan dengan nyawa manusia di atas bukanlah seperti gambaran yang ada dalam benak anda saat ini. Tidak akan ada orang yang akan mati…….tidak akan ada orang yang harus mati dicekik setan dalam proses “penumbalan” ini seperti yang anda sering tonton pada sinetron misteri di tv.

Yang terjadi bisa dijelaskan seperti berikut ini:
Pesugihan jenis ini sampai saat ini kami anggap merupakan jenis pesugihan yang terbaik. Terbaik bila dipandang dari sudut besarnya kekayaan yang pasti dihasilkannya dibandingkan dengan biaya dan resiko yang harus anda keluarkan/jalani untuk mendapatkannya. Pesugihan jenis ini bernama Pesugihan Putera Harta bila diartikan ke dalam bahasa Indonesia.

Prosesnya begini, awalnya akan terjadi “persetubuhan” antara anda dengan seorang perempuan yang bersedia mengandung benih anda (bila anda seorang lelaki), atau antara anda (wanita) dengan seseorang pria yang bersedia memberikan benihnya pada anda (bila anda seorang wanita).

“Persetubuhan” ini setengah gaib sifatnya, anda tidak harus benar-benar menyetubuhi atau disetubuhi oleh seseorang lain secara fisik. Bila anda seorang pria yang harus anda lakukan adalah melakukan (maaf) onani pada waktu yang telah kami tentukan. Dan bila anda wanita, anda harus melakukan (maaf) masturbasi pada waktu yang telah kami tentukan. Hanya itulah, sekali itu saja, tidak ada yang lain lagi.

Untuk pria, anda harus benar-benar ber-ejakulasi. Untuk anda wanita, anda tidak harus sampai orgasme. Yang penting anda “lakukan” saja dan khayalkan sesuatu yang mampu membuat anda terangsang hebat. Asal “basah”, ya cukuplah.

Setelah hal itu anda lakukan maka benih anda dan benih pria/wanita yang telah bercampur dan bersatu menjadi janin hidup sang Putera Harta itu akan dititipkan pada seorang perempuan yang bersedia menjadi “pengandung” sewaan. Janin tersebut akan tumbuh makin membesar hari demi hari, bulan demi bulan layaknya kandungan normal. Perempuan yang menjadi “pengandung” sewaan itu akan kelihatan seperti perempuan hamil lainnya, tidak ada bedanya.

Tepat 9 bulan 10 hari (280 hari) sang Putera Harta akan lahir. Tetapi bukan lahir ke dunia ini. Tiba waktunya kandungan itu akan “raib” begitu saja. Kandungan yang tadinya terlihat besar akan hilang begitu saja, perut perempuan yang jadi “pengandung” akan kembali normal seperti semula mengecil seperti tidak pernah terjadi apa-apa sebelumnya. Sang Putera Harta berpindah alam, yang secara harfiah kita manusia menyebutnya sebagai “mati”. Itulah yang menjadi tumbal dari keinginan anda untuk mendapatkan kekayaan besar dengan cara yang mudah.

uang pesugihan

Sejak saat kelahiran (raibnya) sang Putra Harta, maka segala keinginan anda atas harta kekayaan akan segera terpenuhi. Hidup anda yang tadinya telah empas-empis dikejar-kejar hutang akan segera berbalik menjadi orang kaya-raya dengan serta-merta. Tidak ada yang tidak mungkin, apapun yang anda lakukan, apapun yang anda kerjakan semuanya akan menghasilkan uang besar bagi anda. Selamat tinggal kesulitan...

Syarat utama yang harus anda lakukan dalam menyambut kelahiran sang Putra Harta adalah anda harus telah mempunyai usaha (sekecil apapun) karena lewat jalan usaha anda itulah harta kekayaan yang anda impikan datang. Kalau anda hanya kerja makan gaji, tidak ada jalannya. Maka wajib bagi anda setelah meminta kepada kami Pesugihan Putera Harta ini, anda harus segera memulai suatu usaha dagang apa sajalah, umpama: buka warung kecil atau coba-coba jadi sales apa saja tidak masalah.

Bahkan sebelum kelahirannya-pun usaha anda yang semula kecil dan remeh akan semakin membesar seiring dengan semakin membesarnya juga waktu kehamilan sang Putera Harta. Tepat setelah kelahirannya, anda boleh saksikan dengan mata-kepala anda sendiri, usaha anda akan meledak! tak akan terpikirkan lagi oleh anda untuk menghitung hasilnya kelak.

Apakah ada hal lain yang harus anda lakukan setelah semua keinginan anda tercapai? Jawabnya adalah tidak ada satupun kewajiban anda lagi. Kalaupun ada, anda hanya harus menyimpan “pegangan” yang nanti akan kami kirimkan kepada anda setelah ritual awal dilakukan dengan sebaik-baiknya...TIDAK BOLEH HILANG!!! Kalau sampai hilang atau tercuri orang, anda harus mengulang segalanya mulai dari awal lagi…bila tidak, apa yang sudah anda dapatkan akan berangsur habis dan anda jadi kere lagi! Harap hal ini anda ingat baik-baik… Karena esok nanti belum tentu kami masih hidup dan bisa membantu anda lagi.

ALAM GHAIB


oleh: Dicky Widyas Tama/x-6/11

Para ilmuwan semakin yakin, detail paling halus dalam kosmos memang diliputi kekaburan. Seolah ada tirai pembatas antara pengetahuan manusia dengan hakikat semesta. Ilmu pengetahuan semakin terbukti tak sanggup menembus dunia di balik batas itu.
Bukan apa-apa, memang begitulah cara alam memperlihatkan dirinya pada manusia …!
Dalam konsep ilmu pengetahuan modern dewasa ini, alam semesta dengan segala isinya tersusun dari materi dan energi. Materi (benda) tersusun pula atas partikel-partikel halus yang lazim disebut atom. Sedangkan atom, dapat pula kita bagi atas sebuah inti atom bersama sejumlah elektron pada jarak yang relatif jauh.
Sebetulnya istilah-istilah atom, proton, dan sebagainya, semua hanyalah “ model”. Artinya nama-nama tersebut dikaitkan dengan suatu gejala tertentu, sedemikian rupa sehingga dengan model itu para ilmuwan akan lebih mudah bekerja.
Sebab itu “model” atom bisa bermacam-macam. Dalam sejarah fisika atom, dikenal model-model atom mulai dari Dalton, Thomson, Rutherford, Niels Bohr, dan sebagainya.
Jadi pernahkah para ilmuwan melihat elektron? Gelombang? Cahaya? Tidak pernah! Ia bahkan tidak akan pernah tahu apa persisnya semua itu.
Thomson misalnya: sekalipun dikatakan sebagai penemu elektron, ia sebetulnya tidak pernah tahu seperti apakah elektron itu. Yang dia lakukan hanyalah membuat eksperimen. Lalu ia perhatikan gejala-gejala atau sifat-sifat hasil eksperimennya. Dari sana disusunlah konsep … dan ternyata konsepnya itu bisa menerangkan gejala tersebut. Hanya itu koq. Lantas, apabila konsep tersebut ternyata gagal, yang salah bukan gejalanya … tapi konsep itulah yang perlu disempurnakan!
Namun, baiklah, mari kita coba-coba melakukan eksperimen khayal. Istilahnya “ Gedunken Experiment ” alias eksperimen dalam pikiran. Maksud kita hendak melihat elektron.
Okelah kita anggap kita mempunyai semua peralatan yang dibutuhkan. Kita perkirakan ada sebuah mikroskop elektron yang sangat luar biasa. Daya uraiannya kita anggap akan sanggup menembus “kabut atomik”. Ditunjang lagi dengan daya pembesaran mencapai 100 bilyun kali! Memang dengan perbesaran begitu, secara teoritis dapat diramalkan elektron akan terlihat oleh mata.
Akan tetapi, apa yang terjadi? Ternyata tak semudah apa yang dibayangkan. Masalahnya begini. Dalam kehidupan sehari-hari biasanya kita bisa melihat karena pertolongan cahaya visual (kasat mata). Cahaya ini mempunyai panjang gelombang antara 3800 angstrom sampai 7500 angstrom ; dimana 1 angstrom = 10-8 cm.
Padahal kita tahu elektron jauh lebih kecil dari itu. Diameternya sepertiga milyar milimeter. Tentu akibatnya malah elektron tersebut akan “tertutupi”. Ibarat mau melihat bola, lalu bola itu kita tutup dengan sehelai kain hitam yang panjang. Mana mungkin akan terlihat!
Apa akal? Terpaksa kita cari cahaya lain. Tapi panjang gelombangnya mesti yang lebih pendek dari diameter (garis tengah) elektron. Kalau tidak … sama saja bohong! Namun resikonya, kita terpaksa melihat bukan dengan mata. Sebab mata hanya mampu bekerja pada rentang gelombang optis (cahaya tampak).
Baiklah kita gunakan saja alat detektor supercanggih, berfungsi laksana “mata”. Ternyata kesulitan tetap saja tak teratasi. Kalau kita pakai sinar-X, panjang gelombangnya masih sedikit besar ketimbang elektron. Yah … akhirnya elektron tak akan kelihatan juga.
Terpaksa kita ganti dengan sinar lain. Akhirnya satu-satunya pilihan cuma sinar gamma. Sinar itu dipancarkan oleh radium hingga sering disebut sinar radium. Sinar ini memiliki frekuensi yang sangat tinggi. Itu berarti energinya pun sangat tinggi.
Namun, apa yang terjadi sewaktu pas alat detektor kita corongkan ke lensa supermikroskop? Bentuk apakah yang terlihat jauh di kedalaman sana?
Tidak! Kita tak menemukan apa-apa! Lho … koq bisa? Bukankah tadi elektron masih ada? Kenapa tiba-tiba bisa lenyap tanpa jejak begitu saja? Apa yang telah terjadi? Ya … sewaktu sinar gamma datang menghampiri elektron, ternyata elektron malah tidak sanggup mematulkan sinar itu kembali ke mata detektor. Ia tak sanggup menahan hantaman sinar gamma berenergi sangat tinggi itu. Elektron malah terhambur, terpental entah ke mana. Kecepatan gerak elektron jadi luar biasa. Tentu saja … detektor tak akan sanggup mencari “di mana dia”! sia … sia … putuslah asa … kecewa! Tapi, apa mau dikata …!
Gereja dan Krisis Moral di Barat

oleh: Gabriel R.M.W/x-6/18

Spanyol dan Kanada mengesahkan undang-undang yang menghalalkan perkawinan kaum sejenis, meski agama mereka, Kristen melarangnya. Krisis moral dan peran gereja di Barat goyah. Pengaruh liberal?

Baru-baru ini parlemen Spanyol mengesahkan undang-undang yang melegalkan perkawinan sejenis. Pengesahan undang-undang ini sontak menuai badai protes dari gereja dan berbagai kalangan. Pada kesempatan kali ini, kami mengajak Anda untuk menyimak sebuah ulasan mengenai krisis moral dan peran gereja di Barat.

Gereja sebagai lembaga resmi agama Kristen tidak dapat menyembunyikan kekecewaannya terhadap langkah sejumlah negara Eropa yang mengesahkan praktik amoral.

Dalam dua pekan terakhir, terjadi dua peristiwa besar di dua negara yang dikenal sebagai pusat Katolik, yaitu Italia dan Spanyol, yang melibatkan gereja dan para tokoh agama.

Di Spanyol, Dewan Keuskupan menyeru warga untuk ikut memprotes draf pemerintah yang melegalkan perkawinan sejenis. Sedangkan di Italia, Vatikan mengajak masyarakat luas untuk memboikot referendum yang akan dilangsungkan pemerintah berkaitan dengan liberalisasi undang-undang No. 40 yang membatasi secara ketat proses rekayasa pembenihan anak.

Dalam dua kasus ini, gereja mempertontonkan kemampuannya mengerahkan massa untuk memprotes kebijakan pemerintah Italia dan Spanyol yang dipandang bertentangan dengan nilai-nilai moral.

Di Spanyol, ratusan ribu massa turun ke jalan-jalan memenuhi panggilan gereja. Sedangkan di Italia, berkat seruan boikot itu, referendum hanya diikuti oleh 26 persen warga yang memiliki hak pilih. Tentunya dengan partisipasi yang kecil seperti ini, referendum terancam gagal. Fakta yang terjadi di Spanyol dan ltalia menunjukkan bahwa gereja masih memiliki pengaruh yang besar di tengah masyarakat Eropa.

Seperti diketahui, pasca gerakan renaissance, peran gereja Katolik secara praktis telah tersingkirkan dan negara-negara di Eropa jatuh ke tangan orang-orang liberal yang menolak keterlibatan agama dan agamawan dalam kegiatan politik, ekonomi bahkan sosial dan kebudayaan. Kini setelah beberapa abad berlalu dari era itu, gereja kembali menunjukkan sikapnya yang berseberangan dengan kebijakan para politikus dan pemerintah di sejumlah negara Eropa.

Dalam dua kasus yang disebutkan tadi, pemerintah Spanyol dan Italia bagai kebakaran jenggot menyaksikan penentangan gereja tersebut. Mantan presiden Italia, Oscar Luigi Scalfaro dalam reaksinya mengatakan, “Gereja hanya bertugas memberi nasehat kepada umat dan tidak berhak untuk mencampuri urusan perundang-undangan di Italia. “

Secara umum, faktor yang mendorong gereja untuk mengambil sikap keras dan tegas dalam dua kasus tersebut adalah kekhawatiran para agamawan Katolik akan kian melemahnya peran mereka di tengah masyarakat. Pasca renaissance, gereja berubah menjadi sebuah lembaga sosial yang hanya berwenang mengurusi masalah moral dan agama dalam bentuknya sebagai kegiatan individu semata.

Peran para pendeta dan pastor juga berubah menjadi hanya para pemimpin doa bersama, pembaca akad perkawinan, dan pemimpin acara penguburan. Peran yang sudah kecil ini semakin dikerdilkan oleh pemerintah di sejumlah negara, semisal Spanyol dan Italia, yang mengesahkan undang-undang yang bertentangan dengan moral dan etika.

Di era pasca renaissance, dengan berkuasanya sistem liberalisme ekonomi dan politik di Barat, muncul pula arus liberalisme budaya. Negara-negara Barat telah berubah jauh dengan keberhasilannya meraih kemajuan pesat di berbagai bidang. Kesejahteraan di negara-negara ini juga jauh melebihi negara-negara lain.

Keperkasaan inilah yang lantas mengubah negara-negara Barat menjadi kekuatan imperialis yang selama beberapa abad melakukan penjajahan di berbagai kawasan dunia dan merampok kekayaan bangsa-bangsa lain. Kesejahteraan bangsa Eropa Barat yang diperoleh dengan memanfaatkan kelemahan dan keterbelakangan bangsa-bangsa lain di dunia, telah mengubah tatanan sosial di Barat yang berbuntut pada perubahan nilai-nilai moral dan etika.

Budaya Barat saat ini telah menyatu dengan budaya yang tidak terkontrol. Manusia di Barat tidak berhadapan dengan batasan-batasan untuk mengecap kenikmatan di luar etika. Sayangnya, rezim-rezim di Barat bukan hanya tidak membatasi praktik asusila warganya, tetapi malah ikut memberikan label resmi pada praktik-praktik semacam ini.

Praktik homoseksual yang pada beberapa dekade lalu dipandang sebagai praktik menjijikkan dan pelakunya pasti akan dikucilkan oleh masyarakat, kini didukung oleh pemerintah dan mendapat pengesahan.

Di Barat, setiap tahunnya pada hari-hari tertentu, kaum gay dan lesbi dengan turun ke jalan-jalan, menuntut pengakuan hak-hak mereka secara resmi dari pemerintah. Dekadensi moral yang di Barat sudah sedemikian parahnya, sehingga sejumlah tokoh politik dan pemerintahan tidak lagi merasa risih untuk mengaku bahwa dirinya adalah seorang homoseksual.

Layak dicatat bahwa kondisi ini bahkan telah merambah negara-negara dengan jumlah pemeluk agama Katolik di atas 90 persen. Jelas, kondisi ini dipandang gereja sebagai tanda-tanda buruk yang harus segera ditangani, sehingga memaksa gereja untuk mengambil sikap tegas meski sikap itu dinilai bertentangan dengan wewenang lembaga keagamaan di Barat.

Amat disayangkan, gereja Katolik terkesan lamban dapat bersikap menghadapi krisis moral di Barat. Meski berhasil menggalang ratusan ribu umat untuk turun ke jalan menentang undang-undang perkawinan kaum homoseksual, namun nampaknya, gereja tidak akan mampu menghentikan laju keruntuhan sendi-sendi moral di Barat.

Sebab, opini umum di Barat sudah tidak lagi memandang hal ini sebagai penyimpangan etika, tetapi hanya sebuah masalah yuridis yang harus dicarikan penyelesaiannya. Pertanyaan yang ada di tengah masyarakat Barat adalah, “Hak apa yang dimiliki oleh orang-orang yang memiliki kecenderungan seksual menyimpang? Artinya, apakah secara hukum, pasangan homoseksual memiliki hak layaknya pasangan suami istri?”

Meskipun pemerintah Barat tidak kunjung menyadari betapa besar dampak dari dekadensi moral, namun kenyataan menunjukkan bahwa masyarakat Barat sudah cukup menderita akibat sikap hidup yang bebas tanpa batas ini. Kejahatan, obat bius, prostitusi, penyakit AIDS, penyakit kejiwaan, anak-anak yang lahir tanpa bapak, adalah di antara dampak-dampak mengerikan dari kebobrokan moral.

Oleh karena itu, sudah saatnya masyarakat Barat membuka diri dan kembali pada nilai-nilai moral. Sebaliknya, gereja pun harus secara tegas dan berkesinambungan menjalankan perannya sebagai penunjuk arah bagi bagi masyarakat Barat, agar mereka bisa menemukan kehidupan yang selamat. (ulasan radio irib)

GENETIKA

oleh     : Audy Kurnia T.N.
kelas   : X6
absen : 04



Genetika berasal dari bahasa Yunani atau genno yang berarti melahirkan merupakan cabang biologi yang penting saat ini. Ilmu ini mempelajari berbagai aspek yang menyangkut pewarisan sifat dan variasi sifat pada organisme maupun suborganism. Ada pula yang dengan singkat mengatakan, genetika adalah ilmu tentang gen. Nama "genetika" diperkenalkan oleh William Bateson lalu diperkenalkan oleh Adam pada Konferensi Internasional tentang Genetika ke-3 pada tahun 1906.


Meskipun orang biasanya menetapkan genetika dimulai dengan ditemukannya kembali naskah artikel yang ditulis Gregor Mendel pada tahun 1900, sebetulnya kajian genetika sudah dikenal sejak masa prasejarah, seperti domestikasi dan pengembangan trah-trah murni (pemuliaan) ternak dan tanaman. Orang juga sudah mengenal efek persilangan dan perkawinan sekerabat serta membuat sejumlah prosedur dan peraturan mengenai hal tersebut sejak sebelum genetika berdiri sebagai ilmu yang mandiri. Silsilah tentang penyakit pada keluarga, misalnya, sudah dikaji orang sebelum itu. Kala itu, kajian semacam ini disebut "ilmu pewarisan" atau hereditas.




1 Awal mula dan konsep dasar




a. Awal mula




Sejumlah percobaan terdokumentasi yang terkait dengan genetika telah banyak dilakukan pada masa sebelum Mendel, yang kelak banyak membantu memberikan bukti bagi teori Mendel. Percobaan-percobaan itu misalnya adalah sebagai berikut.
Pembuatan Raphanobrassica melalui persilangan lobak dan kubis pada abad ke-17 oleh Köhlreuter, seorang pemulia sayuran berkebangsaan Jerman, untuk menghasilkan tanaman yang menghasilkan umbi dan krop kubis sekaligus, meskipun tidak berhasil.
Penemuan dan penjelasan tentang pembuahan berganda pada tumbuhan berbunga (Magnoliophyta) oleh E. Strassburger (1878) dan S. Nawaschin (1898);
Percobaan terhadap ribuan persilangan oleh Charles Darwin pada abad ke-19 yang hasilnya diterbitkan pada 1896 dengan judul The variation of animals and plants under domestication) dan berhasil mengidentifikasi adanya penurunan penampilan pada generasi hasil perkawinan sekerabat (depresi inbred) dan penguatan penampilan pada hasil persilangan antarinbred (heterosis) meskipun dia tidak bisa memberikan penjelasan;
Usaha menjelaskan kemiripan antara orang tua dan anak oleh Karl Pearson melalui metode regresi (yang malah menjadi dasar dari banyak teknik statistika moderen).

Pada masa pra-Mendel, orang belum mengenal gen dan kromosom (meskipun DNA sudah diekstraksi namun pada abad ke-19 belum diketahui fungsinya). Saat itu orang masih beranggapan bahwa sifat diwariskan lewat sperma (tetua betina tidak menyumbang apa pun terhadap sifat anaknya).

Peletakan dasar ilmiah melalui percobaan sistematik baru dilakukan pada paruh akhir abad ke-19 oleh Gregor Johann Mendel. Ia adalah seorang biarawan dari Brno (Brünn dalam bahasa Jerman), Kekaisaran Austro-Hungaria (sekarang bagian dari Republik Ceko). Mendel disepakati umum sebagai 'pendiri genetika' setelah karyanya "Versuche über Pflanzenhybriden" atau Percobaan mengenai Persilangan Tanaman (dipublikasi cetak pada tahun 1866) ditemukan kembali secara terpisah oleh Hugo de Vries, Carl Correns, dan Erich von Tschermak pada tahun 1900. Dalam karyanya itu, Mendel pertama kali menemukan bahwa pewarisan sifat pada tanaman (ia menggunakan tujuh sifat pada tanaman kapri, Pisum sativum) mengikuti sejumlah nisbah matematika yang sederhana. Yang lebih penting, ia dapat menjelaskan bagaimana nisbah-nisbah ini terjadi, melalui apa yang dikenal sebagai 'Hukum Pewarisan Mendel'.



b. Konsep dasar

Dari karya ini, orang mulai mengenal konsep gen (Mendel menyebutnya 'faktor'). Gen adalah pembawa sifat. Alel adalah ekspresi alternatif dari gen dalam kaitan dengan suatu sifat. Setiap individu disomik selalu memiliki sepasang alel, yang berkaitan dengan suatu sifat yang khas, masing-masing berasal dari tetuanya. Status dari pasangan alel ini dinamakan genotipe. Apabila suatu individu memiliki pasangan alel sama, genotipe individu itu bergenotipe homozigot, apabila pasangannya berbeda, genotipe individu yang bersangkutan dalam keadaan heterozigot. Genotipe terkait dengan dengan sifat yang teramati. Sifat yang terkait dengan suatu genotipe disebut fenotipe.


2 Kronologi perkembangan genetika

Setelah penemuan ulang karya Mendel, genetika berkembang sangat pesat. Perkembangan genetika sering kali menjadi contoh klasik mengenai penggunaan metode ilmiah dalam ilmu pengetahuan atau sains.


3 Cabang-cabang Genetika



Genetika berkembang baik sebagai ilmu murni maupun ilmu terapan. Cabang-cabang ilmu ini terbentuk terutama sebagai akibat pendalaman terhadap suatu aspek tertentu dari objek kajiannya.

Cabang-cabang murni genetika :
* genetika molekular
* genetika sel (sitogenetika)
* genetika populasi
* genetika kuantitatif
* genetika perkembangan

Cabang-cabang terapan genetika :
genetika kedokteran
ilmu pemuliaan
rekayasa genetika atau rekayasa gen

Bioteknologi merupakan ilmu terapan yang tidak secara langsung merupakan cabang genetika tetapi sangat terkait dengan perkembangan di bidang gene
tika.



a. Genetika arah-balik (reverse genetics)

Kajian genetika klasik dimulai dari gejala fenotipe (yang tampak oleh pengamatan manusia) lalu dicarikan penjelasan genotipiknya hingga ke aras gen. Berkembangnya teknik-teknik dalam genetika molekular secara cepat dan efisien memunculkan filosofi baru dalam metodologi genetika, dengan membalik arah kajian. Karena banyak gen yang sudah diidentifikasi sekuensnya, orang memasukkan atau mengubah suatu gen dalam kromosom lalu melihat implikasi fenotipik yang terjadi. Teknik-teknik analisis yang menggunakan filosofi ini dikelompokkan dalam kajian genetika arah-balik atau reverse genetics, sementara teknik kajian genetika klasik dijuluki genetika arah-maju atau forward genetics.


PENGARUH LINGKUNGAN TERHADAP INDIVIDU

oleh : TIARA RACHMADIA SARI
no.absen : 37


Lingkungan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi terhadap pembentukan dan perkembangan perilaku individu, baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosio-psikologis, termasuk didalamnya adalah belajar.
Terhadap faktor lingkungan ini ada pula yang menyebutnya sebagai empirik yang berarti pengalaman, karena dengan lingkungan itu individu mulai mengalami dan mengecap alam sekitarnya. Manusia tidak bisa melepaskan diri secara mutlak dari pengaruh lingkungan itu, karena lingkungan itu senantiasa tersedia di sekitarnya.
Sejauh mana pengaruh lingkungan itu bagi diri individu, dapat kita ikuti pada uraian berikut :
1. Lingkungan membuat individu sebagai makhluk sosial
Yang dimaksud dengan lingkungan pada uraian ini hanya meliputi orang-orang atau manusia-manusia lain yang dapat memberikan pengaruh dan dapat dipengaruhi, sehingga kenyataannya akan menuntut suatu keharusan sebagai makhluk sosial yang dalam keadaan bergaul satu dengan yang lainnya.
Terputusnya hubungan manusia dengan masyarakat manusia pada tahun-tahun permulaan perkembangannya, akan mengakibatkan berubahnya tabiat manusia sebagai manusia. Berubahnya tabiat manusia sebagai manusia dalam arti bahwa ia tidak akan mampu bergaul dan bertingkah laku dengan sesamanya.
Dapat kita bayangkan andaikata seorang anak manusia yang sejak lahirnya dipisahkan dari pergaulan manusia sampai kira-kira berusia 10 tahun saja, walaupun diberinya cukup makanan dan minuman, akan tetapi serentak dia dihadapkan kepada pergaulan manusia, maka sudah dapat dipastikan bahwa dia tidak akan mampu berbicara dengan bahasa yang biasa, canggung pemalu dan lain-lain. Sehingga kalaupun dia kemudian dididik, maka penyesuaian dirinya itu akan berlangsung sangat lambat sekali.
2. Lingkungan membuat wajah budaya bagi individu
Lingkungan dengan aneka ragam kekayaannya merupakan sumber inspirasi dan daya cipta untuk diolah menjadi kekayaan budaya bagi dirinya. Lingkungan dapat membentuk pribadi seseorang, karena manusia hidup adalah manusia yang berfikir dan serba ingin tahu serta mencoba-coba terhadap segala apa yang tersedia di alam sekitarnya.
Lingkungan memiliki peranan bagi individu, sebagai :

  1. Alat untuk kepentingan dan kelangsungan hidup individu dan menjadi alat pergaulan sosial individu. Contoh : air dapat dipergunakan untuk minum atau menjamu teman ketika berkunjung ke rumah.
  2. Tantangan bagi individu dan individu berusaha untuk dapat menundukkannya. Contoh : air banjir pada musim hujan mendorong manusia untuk mencari cara-cara untuk mengatasinya.
  3. Sesuatu yang diikuti individu. Lingkungan yang beraneka ragam senantiasa memberikan rangsangan kepada individu untuk berpartisipasi dan mengikutinya serta berupaya untuk meniru dan mengidentifikasinya, apabila dianggap sesuai dengan dirinya. Contoh : seorang anak yang senantiasa bergaul dengan temannya yang rajin belajar, sedikit banyaknya sifat rajin dari temannya akan diikutinya sehingga lama kelamaan dia pun berubah menjadi anak yang rajin.
  4. Obyek penyesuaian diri bagi individu, baik secara alloplastis maupun autoplastis. Penyesuaian diri alloplastis artinya individu itu berusaha untuk merubah lingkungannya. Contoh : dalam keadaan cuaca panas individu memasang kipas angin sehingga dikamarnya menjadi sejuk. Dalam hal ini, individu melakukan manipulation yaitu mengadakan usaha untuk memalsukan lingkungan panas menjadi sejuk sehingga sesuai dengan dirinya. Sedangkan penyesuaian diri autoplastis, penyesusian diri yang dilakukan individu agar dirinya sesuai dengan lingkungannya. Contoh : seorang juru rawat di rumah sakit, pada awalnya dia merasa mual karena bau obat-obatan, namun lama-kelamaan dia menjadi terbiasa dan tidak menjadi gangguan lagi, karena dirinya telah sesuai dengan lingkungannya.

Berantas Illegal Logging hingga Tuntas

Nama       : Fauza Setyobudhi
Kelas        : X-6
No Absen : 15



Jambi, 2 Maret 2006
Menteri Kehutanan MS Ka’ban menegaskan sejak Inpres No 4 tahun 2005 tentang Penanggulangan dan Pemberantasan illegal logging dikeluarkan, 80 persen keberhasilan pemberantasan illegal logging telah tercapai pada penyitaan barang bukti. Sedangkan 20 persen lainnya soal pelaku dan cukong yang berada di balik aksi perambahan hutan di berbagai Provinsi Indonesia.

Penurunan ini terjadi di Kalimantan, Papua, dan Jambi. “Diharapkan, tidak hanya para pelaku saja yang ditangkap namun juga, seluruh bandar besarnya, “tegas Ka’ban menanggapi pertanyaan wartawan usai memberikan sambutan Workshop Program Kehutanan Nasional (National Forest Programme) Regional Sumatera Bagian Utara di Hotel Ibis Pekan Baru (1/3/2006).


Meski pemberantasan illegal logging hingga tuntas cukup berat, Ka’ban tetap optimis. “Terlebih bila pihak Polri mampu mengembangkan setiap kasus illegal logging dan menyeret para pelakunya ke pengadilan, “tambahnya.

Hutan Lestari

Sebagai keynote speaker Menhut menandaskan bahwa upaya pelestarian hutan hujan tropis telah menjadi perhatian dunia dalam kaitannya dengan fungsi penyangga kehidupan. Karena itu, dalam proses pengurusan hutan lestari maka penanggulangan dan pencegahan pencurian serta berbagai masalah seperti perambahan, konflik, kemiskinan, dan kebakaran hutan perlu mendapat perhatian serius berbagai pihak.

Menhut menambahkan, untuk pembentukan wadah pengelolaan kawasan hutan yang berupa unit-unit pengelolaan hutan baru 27 provinsi. Tata batasnya sendiri telah 85 persen kawasan hutan yang ada, meski penetapannya baru 12 persen.

Mantapnya kawasan hutan ini merupakan prasarat perlakuan pengelolaan hutan secara lestari dalam wadah unit pengelolaan hutan terkecil dalam bentuk Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH).

“Dengan begitu, sektor kehutanan diharapkan mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 5,7 persen pada 2006 ini, “ujar Menhut.

Workshop Program Kehutanan Nasional (National Forest Programme) merupakan tindak lanjut agenda 21, forest principle hasil UNCED yang memuat prinsip-prinsip Good Governance, baik komitmen pengelolaan hutan nasional dan internasional. Tujuannya menjamin konservasi, pengelolaan dan pembangunan hutan lestari untuk memenuhi kebutuhan lokal, nasional, regional, global, demi generasi sekarang dan mendatang.

Kegiatan yang sama telah dilaksanakan di Palembang (2001) dan Lampung (2004) untuk Regional Sumatera Selatan; Balikpapan (2001) dan Banjarmasin (2004) untuk Regional Kalimantan; Kupang (2001) untuk Regional Nusa Tenggara; Yogyakarta untuk Regional Jawa-Bali (2005); serta Makasar (2005) untuk Regional Sulawesi.

Workshop yang diikuti sekitar seratus peserta (1-2 Maret 2006) merupakan kerjasama Departemen Kehutanan dan Pemerintah Daerah Provinsi Riau serta Yayasan Alam Sumatera Riau dan Komunitas Konservasi Indonesia (KKI Warsi) Jambi dengan dukungan NFP Facility (National Forest Programme) – FAO. ***

(Naskah dan Foto: Rahmadie)

Copyright © WARSI 1999 - 2007. All Rights Reserved.

BAHAYA NARKOBA

oleh: Armeinia Pramudita/x-6/03

Bahaya narkoba atau narkotika telah diketahui secara luas. Namun masih, saja banyak yang doyan menikmati barang laknat itu. Kali ini eL-Ka, menguraikan apa saja sih yang termasuk dalam golongan narkoba dan bahayanya. Agar kita semua menghindarinya.

Mitra muda, tak dapat dipungkiri bahwa narkoba merupakan wabah paling berbahaya yang menjangkiti manusia di seluruh pelosok bumi. Tidak diragukan lagi, bahwa kelemahan iman dan ketidakbersimpuhan kepada Allah dalam segala kesulitan merupakan faktor terpenting yang mengkondusifkan kecanduan narkoba.

Manusia yang taat beragama pasti akan jauh dari neraka narkoba. Tidak mungkin dia akan mengulurkan tangannya pada narkoba, baik membeli, mengedarkan, maupun menyelundupkannya. Sebab, jalan narkoba adalah jalan setan dan jalan Allah tidak mungkin bertemu dengan jalan setan.

Dr. Hassan Syamsi Pasya dalam bukunya yang berjudul Hamasa fi Udzun Syâb (Bisikan di Telinga Pemuda) menjelaskan bahwa jenis narkoba yang paling berbahaya adalah jenis narkotika yang menyebabkan ketagihan mental maupun organik, seperti opium dan derivasi turunannya.
Nama-nama dan jenis narkoba serta bahayanya antara lain:

1. Opium
Opium adalah jenis narkotika yang paling berbahaya. Dikonsumsi dengan cara ditelan langsung atau diminum bersama teh, kopi atau dihisap bersama rokok atau syisya (rokok ala Timur Tengah). Opium diperoleh dari buah pohon opium yang belum matang dengan cara menyayatnya hingga mengeluarkan getah putih yang lengket.

Pada mulanya, pengonsumsi opium akan merasa segar bugar dan mampu berimajinasi dan berbicara, namun hal ini tidak bertahan lama. Tak lama kemudian kondisi kejiwaannya akan mengalami gangguan dan berakhir dengan tidur pulas bahkan koma.

Jika seseorang ketagihan, maka opium akan menjadi bagian dari hidupnya. Tubuhnya tidak akan mampu lagi menjalankan fungsi-fungsinya tanpa mengonsumsi opium dalam dosis yang biasanya. Dia akan merasakan sakit yang luar biasa jika tidak bisa memperolehnya. Kesehatannya akan menurun drastic. Otot-otot si pecandu akan layu, ingatannya melemah dan nafsu makannya menurun. Kedua matanya mengalami sianosis dan berat badannya terus menyusut.

2. Morphine
Orang yang mengonsumsi morphine akan merasakan keringanan (kegesitan) dan kebugaran yang berkembang menjadi hasrat kuat untuk terus mengonsumsinya. Dari sini, dosis pemakaian pun terus ditambah untuk memperoleh ekstase (kenikmatan) yang sama.

Kecanduan bahan narkotika ini akan menyebabkan pendarahan hidung (mimisan) dan muntah berulang-ulang. Pecandu juga akan mengalami kelemahan seluruh tubuh, gangguan memahami sesuatu dan kekeringan mulut. Penambahan dosis akan menimbulkan frustasi pada pusat pernafasan dan penurunan tekanan darah. Kondisi ini bisa menyebabkan koma yang berujung pada kematian.

3. Heroin
Bahan narkotika ini berbentuk bubuk kristal berwarna putih yang dihasilkan dari penyulingan morphine. Menjadi bahan narkotika yang paling mahal harganya, paling kuat dalam menciptakan ketagihan (ketergantungan) dan paling berbahaya bagi kesehatan secara umum.

Penikmatnya mula-mula akan merasa segar, ringan dan ceria. Dia akan mengalami ketagihan seiring dengan konsumsi secara berulang-ulang. Jika demikian, maka dia akan selalu membutuhkan dosis yang lebih besar untuk menciptakan ekstase yang sama. Karena itu, dia pun harus megap-megap untuk mendapatkannya, hingga tidak ada lagi keriangan maupun keceriaan. Keinginannya hanya satu, memperoleh dosis yang lebih banyak untuk melepaskan diri dari rasa sakit yang tak tertahankan dan pengerasan otot akibat penghentian pemakaian.

Pecandu heroin lambat laun akan mengalami kelemahan fisik yang cukup parah, kehilangan nafsu makan, insomnia (tidak bisa tidur) dan terus dihantui mimpi buruk. Selain itu, para pecandu heroin juga menghadapi sejumlah masalah seksual, seperti impotensi dan lemah syahwat. Sebuah data statistik menyebutkan, angka penderita impotensi di kalangan pecandu heroin mencapai 40%.

4. Codeine
Codeine mengandung opium dalam kadar yang sedikit. Senyawa ini digunakan dalam pembuatan obat batuk dan pereda sakit (nyeri). Perusahaan-perusahaan farmasi telah bertekad mengurangi penggunaan codeine pada obat batuk dan obat-obat pereda nyeri. Karena dalam beberapa kasus, meski jarang, codeine bisa menimbulkan kecanduan.

5. Kokain
Kokain disuling dari tumbuhan koka yang tumbuh dan berkembang di pegunungan Indis di Amerika Selatan (Latin) sejak 100 tahun silam. Kokain dikonsumsi dengan cara dihirup, sehingga terserap ke dalam selaput-selaput lendir hidung kemudian langsung menuju darah. Karena itu, penciuman kokain berkali-kali bisa menyebabkan pemborokan pada selaput lendir hidung, bahkan terkadang bisa menyebabkan tembusnya dinding antara kedua cuping hidung.

Problem kecanduan kokain terjadi di Amerika Serikat, karena faktor kedekatan geografis dengan sumber produksinya. Dengan proses sederhana, yakni menambahkan alkaline pada krak, maka pengaruh kokain bisa berubah menjadi sangat aktif. Jika heroin merupakan zat adiktif yang paling banyak menyebabkan ketagihan fisik, maka kokain merupakan zat adiktif yang paling bayak menyebabkan ketagihan psikis.

Setiap tahun, Amerika Serikat membelanjakan anggaran 30 miliar dollar untuk kokain dan krak. Tak kurang dari 10 juta warga Amerika mengonsumsi kokain secara semi-rutin. Pemakaian kokain dalam jangka pendek mendatangkan perasaan riang-gembira dan segar-bugar. Namun beberapa waktu kemudian muncul perasaan gelisah dan takut, hingga halusinasi.

Penggunaan kokain dalam dosis tinggi menyebabkan insomnia (sulit tidur), gemetar dan kejang-kejang (kram). Di sini, pecandu merasa ada serangga yang merayap di bawah kulitnya. Pencernaannya pun terganggu, biji matanya melebar, dan tekanan darahnya naik. Bahkan terkadang bisa menyebabkan kematian mendadak.

6. Amfitamine
Obat ini ditemukan pada tahun 1880. Namun, fakta medis membuktikan bahwa penggunaannya dalam jangka waktu lama bisa mengakibatkan risiko ketagihan. Pengguna obat adiktif ini merasakan suatu ekstase dan kegairahan, tidak mengantuk, dan memperoleh energi besar selama beberapa jam. Namun setelah itu, ia tampak lesu disertai stres dan ketidakmampuan berkonsentrasi, atau perasaan kecewa sehingga mendorongnya untuk melakukan tindak kekerasan dan kebrutalan.

Kecanduan obat adiktif ini juga menyebabkan degup jantung mengencang dan ketidakmampuan berelaksasi, ditambah lemah seksual. Bahkan dalam beberapa kasus menimbulkan perilaku seks menyimpang. Termasuk derivasi (turunan) obat ini adalah obat yang disebut “captagon”. Obat ini banyak dikonsumsi oleh para siswa selama musim ujian, padahal prosedur penggunaannya sebenarnya sangat ketat dan hati-hati.

7. Ganja
Ganja memiliki sebutan yang jumlahnya mencapai lebih dari 350 nama, sesuai dengan kawasan penanaman dan konsumsinya, antara lain; mariyuana, hashish, dan hemp. Adapun zat terpenting yang terkandung dalam ganja adalah zat trihidrocaniponal (THC).

Pemakai ganja merasakan suatu kondisi ekstase yang disertai dengan tawa cekikikan dan terkekeh-kekeh tanpa justifikasi yang jelas. Dia mengalami halusinasi pendengaran dan penglihatan. Berbeda dengan peminum alkohol yang terkesan brutal dan berperilaku agresif, maka pemakai ganja seringkali malah menjadi penakut.

Dia mengalami kesulitan mengenali bentuk dan ukuran benda-benda yang terlihat. Pecandunya juga merasakan waktu berjalan begitu lambat. Ingatannya akan kejadian beberapa waktu yang lalu pun kacau-balau. Matanya memerah dan degup jantungnya kencang. Jika berhenti mengonsumsi ganja, dia akan merasa depresi, gelisah, menggigil dan susah tidur. Namun kecanduan ganja biasanya mudah dilepaskan. Dalam jangka panjang, pecandu ganja akan kehilangan gairah hidup. Menjadi malas, lemah ingatan, bodoh, tidak bisa berkonsentrasi dan terdorong untuk melakukan kejahatan.

Satu hal yang menarik, ternyata ulama-ulama Islam telah mengenal karakteristik hashish (ganja) dan mendeskripsikannya secara detail. Ibnu Hajar al-Haitsami misalnya menjelaskan, memakan daun ganja mengandung 120 macam bahaya yang bersifat agama dan dunia. Di antaranya, menyebabkan pikun (lupa), kematian mendadak, gangguan fungsi akal dan selalu gemetaran. Ganja juga menghilangkan rasa malu, muru’ah, kecerdasan, memutus keturunan, mengeringkan sperma dan menyebabkan impotensi.



ASAL MULA BIOLOGI

oleh : HADI KURNIAWAN
no.absen : 19


Biologi adalah ilmu mengenai kehidupan. Istilah ini diambil dari bahasa Belanda "biologie", yang juga diturunkan dari gabungan kata bahasa Yunani, βίος, bios ("hidup") dan λόγος,logos ("lambang", "ilmu"). Dahulu—sampai tahun 1970-an—digunakan istilah ilmu hayat (diambil dari bahasa Arab, artinya "ilmu kehidupan").

Obyek kajian biologi sangat luas dan mencakup semua makhluk hidup. Karenanya, dikenal berbagai cabang biologi yang mengkhususkan diri pada setiap kelompok organisme, seperti botani, zoologi, dan mikrobiologi. Berbagai aspek kehidupan dikaji. Ciri-ciri fisik dipelajari dalam anatomi, sedang fungsinya dalam fisiologi; Perilaku dipelajari dalam etologi, baik pada masa sekarang dan masa lalu (dipelajari dalam biologi evolusioner dan paleobiologi); Bagaimana makhluk hidup tercipta dipelajari dalam evolusi; Interaksi antarsesama makhluk dan dengan alam sekitar mereka dipelajari dalam ekologi; Mekanisme pewarisan sifat—yang berguna dalam upaya menjaga kelangsungan hidup suatu jenis makhluk hidup—dipelajari dalam genetika.


Ilmu biologi dirintis oleh Aristoteles, ilmuwan berkebangsaan Yunani. Dalam terminologi Aristoteles, "filosofi alam" adalaha cabang filosofi yang meneliti fenomena alam, dan mencakupi bidang yang kini disebut sebagai fisika, biologi, dan ilmu pengetahuan alam lainnya.

Aristoteles melakukan penelitian sejarah alam di pulau Lesbos. Hasil penelitiannya, termasuk Sejarah Hewan, Generasi Hewan, dan Bagian Hewan, berisi beberapa observasi dan interpretasi, dan juga terdapat mitos dan kesalahan. Bagian yang penting adalah mengenai kehidupan laut. Ia memisahkan mamalia laut dari ikan, dan mengetahui bahwa hiu dan pari adlah bagian dari grup yang ia sebut Selachē (selachians).[2]