10 Januari 2009

banjir

BANJIR
(oriza prasty L/27)

Pada dasarnya banjir itu disebabkan oleh luapan aliran air yang terjadi pada saluran atau sungai. Bisa terjadi dimana saja, ditempat yang tinggi maupun tempat yg rendah.

Pada saat air jatuh kepermukaan bumi dalam bentuk hujan (presipitasi), maka air itu akan mengalir ketempat yang lebih rendah melalui saluran2 atau sugai2 dalam bentuk aliran permukaan (run off) sebagian akan masuk/meresap kedalam tanah (infiltrasi) dan sebagiannya lagi akan menguap keudara (evapotranspirasi).

Sebenarnya banjir merupakan peristiwa yang alami pada daerah dataran abnjir, mengapa bisa alami??? Karena dataran banjir terbentuk akibat dari peristiwa banjir. Dataran banjir merupakan derah yang terbentuk akibat dari sedimentasi (pengendapan) banjir. Saat banjir terjadi, tidak hanya air yang di bawa tapi juga tanah2 yang berasal dari hilir aliran sungai. Dataran banjir biasanya terbentuk di daerah pertemuan2 sungai. Akibat dari peristiwa sedimentasi ini, dataran banjir merupakan daerah yg subur bagi pertanian, mempunyai air tanah yang dangkal sehingga cocok sekali bagi pemukiman dan perkotaan.


Ada dua faktor perubahan kenapa banjir terjadi

Pertama itu perubahan lingkungan dimana didalamnya ada perubahan iklim, perubahan geomorfologi, perubahan geologi dan perubahan tata ruang. Dan kedua adalah perubahan dari masyarakat itu sendiri

Hujan merupakan faktor utama penyebab banjir. Perubahan iklim menyebabkan pola hujan berubah dimana saat ini hujan yang terjadi mempunyai waktu yang pendek tetapi intensitasnya tinggi. Akibat keadaan ini saluran2 yg ada tidak mampu lagi menampung besarnya aliran permukaan dan tanah2 cepat mengalami penjenuhan.


Contoh dampak banjir bagi masyarakat

Dipenghujung tahun 2008 ini, intensitas curah hujan yang turun di Landak cukup tinggi. Akibatnya beberapa sungai meluap dan merendam rumah penduduk yang berada di pinggir sungai. Seperti di kota Ngabang sendiri, beberapa desa sampai hari ini sudah tergenang banjir. Pantauan saya kemarin siang, seperti di Desa Hilir Kantor beberapa dusun di desa itu sudah tergenang banjir. Bahkan genangan air sudah menggenangi ruas jalan di Dusun Sungai Buluh sepanjang 400 meter dengan kedalaman sekitar 1 meter. Akibatnya, transportasi masyarakat sekitar menjadi terputus. Tapi beruntung bagi masyarakat yang memiliki sampan, mereka tinggal mengayuh sampannya jika hendak pergi ke mana-mana. Namun masyarakat yang tidak memiliki sampan, terpaksa menggunakan jasa pendayung sampan dengan upah Rp. 2000 per orang. “Banjir di wilayah Sungai Buluh dan Tanjung ini sudah biasa terjadi setiap tahunnya. Datangnya banjir inipun merupakan keuntungan bagi masyarakat untuk meraup rezeki. Bagi masyarakat yang hendak melintas di jalan tersebut, pasti menggunakan jasa sampan yang rata-rata dikendalikan oleh anak-anak,” ujar Kepala Desa (Kades) Hilir Tengah Sugito Dilol yang ditemui kemarin.
Kondisi sama juga terjadi di Dusun Tanjung yang memang daerahnya berada dipinggiran sungai Landak. Ruas jalan yang menghubungkan pasar Ngabang ke dusun tersebut putus karena tergenang banjir yang cukup dalam. Transportasi sampanpun menjadi pilihan masyarakat setempat. Selain itu beberapa rumah warga ada yang terendam banjir.
“Meskipun genangan banjir sudah berlangsung selama tiga hari, tapi sampai saat ini belum ada bantuan dari pihak manapun. Masyarakat yang rumahnya mulai terendam banjir, mulai mengadakan evakuasi sendiri ke tempat yang aman,” katanya.
Demikian juga dengan bantuan material, belum tersalurkan.


Oriza P.L
X6-27




Tidak ada komentar:

Posting Komentar